Monday, August 26, 2013

Olahraga Judo



          Olahraga beladiri saat ini mengalami perkembangan yang cukup pesat di tanah air, terutama di kota-kota besar seperti Jakarta, Bandung, Surabaya, Medan dan Banjarmasin. Mulai dari olahraga beladiri yang bersifat tradisional sampai dengan olahraga beladiri yang diciptakan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat di masa mendatang, dan mulai dari olahraga beladiri yang bersifat kesehatan sampai dengan olahraga beladiri yang bersifat prestasi.
Judo merupakan salah satu olahraga beladiri yang dikembangkan dan dibina bukan saja untuk meningkatkan kebugaran jasmani, melainkan juga digunakan untuk membina mental dan kepribadian seseorang. Bahkan judo merupakan olahraga yang dapat mengharumkan nama bangsa di kancah olahraga internasional melalui prestasi-prestasi, seperti yang ditunjukkan oleh atlet-atlet judo pada even olahraga internasional seperti Sea Games dan Asian Games.
Olahraga judo diciptakan pada tahun 1882 oleh Jigoro Kano. Judo merupakan olahraga beladiri yang berasal dari Jujitsu atau disebut Yawara dan Taijutsu.  Keduanya merupakan jenis Bujutsu (seni beladiri tradisional Jepang), yaitu perkelahian tangan kosong. Taijutsu dan Yawara adalah suatu sistem serangan yang melibatkan bantingan, pukulan, tendangan, cekikan, patahan sendi, memutar pinggang, menjatuhkan lawan dan bertahan sewaktu diserang dengan tangan kosong.
            Mengenai arti dan asal kata Judo oleh Jigoro Kano (1989:16) dijelaskan sebagai berikut:

The word jujutsu and judo are each written with two Chinese characters. The Ju in both is the same and means “gentleness” or “giving way”. The meaning of Jutsu is “art, practice”, and Do means “principle” or “way”, the way being the concept of life it self. Jujutsu may be translated as “the gentle art”, judo as “the way of gentleness”, with the implication of first giving way to ultimately gain victory.

            Penjelasan di atas dapat diartikan bahwa kata jujitsu dan judo ditulis dalam dua bentuk huruf China. Kedua kata ju antara jujutsu dan judo memberikan pengertian yang sama yaitu lemah lembut atau memberikan jalan, jutsu bisa diartikan sebagai seni dan latihan, sedangkan do berarti prinsip atau cara yang menjadi konsep hidup sendiri. Jujutsu bisa diartikan sebagai seni yang “lemah lembut” dengan tujuan mengalah lebih dahulu untuk mencapai kemenangan.
        Dachlan Elias (1987:70) menjelaskan tentang keistimewaan Judo sebagai olahraga beladiri bahwa, “Judo adalah olahraga yang universal, judo tidak mengenal macam-macam aliran, faham seperti olahraga lainnya”. Kemudian Noors (2000:8) menjelaskan, “Judo terdiri dari dua suku kata, yaitu Ju dan Do. Ju berarti halus atau lembut dan Do adalah cara atau jalan. Jadi kata Judo adalah cara yang halus atau jalan yang lembut.” Selanjutnya Kadir (1985:15) menjelaskan, “Tujuan Judo adalah untuk membina mental maupun fisik seseorang berjiwa kesatria yang disesuaikan dengan arti daripada Judo sendiri, yaitu Ju berarti kebenaran dan Do berarti jalan, jadi seorang pejudo itu haruslah berjalan pada garis yang benar sesuai dengan jiwa seorang kesatria.”

1.     Latihan Dasar Dalam Olahraga Judo
Latihan dasar dalam olahraga judo meliputi persiapan (shizen), teknik pegangan (kumikata), teknik mengacaukan keseimbangan lawan (kuzushi), teknik berputar (tai sabaki), cara berjalan (shintai), saat kehilangan keseimbangan (tsukuri), saat melakukan teknik (kake), dan cara jatuh (ukemi). Latihan-latihan dasar ini dimaksudkan agar pejudo mempunyai kemampuan yang mendasar dalam belajar atau berlatih teknik-teknik judo selanjutnya yang merupakan teknik-teknik beladiri.
            Sikap Persiapan (shizen). Sikap persiapan dalam olahraga judo merupakan hal yang penting, baik dalam latihan maupun pertandingan. Hal ini disebabkan sikap persiapan merupakan salah satu indikasi penggunaan suatu teknik judo, sehingga setiap pejudo akan selalu waspada dengan sikap persiapan yang digunakan oleh lawannya.
Sikap persiapan dalam olahraga judo dibagi menjadi dua bagian yaitu sikap berdiri biasa (shizen hontai) dan sikap bertahan (jigotai).

Teknik Pegangan Dalam Olahraga Judo (Kumikata). Dalam suatu pertandingan, setiap pejudo mempunyai karakteristik pegangan yang berbeda-beda. Teknik pegangan yang biasa digunakan adalah pegangan dua tangan dan pegangan satu tangan. Teknik pegangan ini merupakan indikasi tipe pejudo itu sendiri yaitu tipe menyerang, bertahan maupun tipe serangan balik.
Pegangan merupakan salah satu tahapan untuk melakukan suatu teknik judo. Dengan kata lain pegangan berpengaruh terhadap gerak selanjutnya.
  
 Teknik Mengacaukan Keseimbangan Lawan (Kuzushi). Kuzushi adalah suatu cara untuk menghilangkan keseimbangan tubuh lawan, sehingga keadaan tersebut memudahkan seorang pejudo untuk melakukan bantingan dengan tenaga yang minimal. Kuzushi terdiri dari delapan arah yang dikenal sebagai Happono-Kuzushi. Mengenai kuzushi dengan sikap berdiri biasa dan pegangan biasa dijelaskan oleh Kano (1989:42) sebagai berikut:

1)      Tori menarik Uke ke depan
2)      Tori mendorong Uke ke belakang
3)      Tori menarik Uke ke samping kiri
4)      Tori menarik Uke ke samping kanan
5)      Tori mendorong Uke ke sudut kanan belakang
6)      Tori menarik Uke ke ke sudut kanan depan
7)      Tori mendorong Uke ke sudut kiri belakang
8)      Tori menarik Uke ke sudut kiri depan

Berkaitan dengan penjelasan tersebut, Kadir (1999:24) menjelaskan, “Dasar kuzushi adalah mendorong dan menarik yang dilakukan dengan seluruh tubuh (full body), tidak hanya dengan lengan atau tangan.” Lebih lanjut Kadir (1999:24) menjelaskan sebagai berikut:

Untuk dapat melakukan bantingan atau lemparan judo yang baik terlebih dahulu harus menghilangkan keseimbangan lawan. Penggunaan tenaga atau kekuatan yang paling efisien, adalah sangat penting untuk memecahkan atau menghilangkan keseimbangan lawan berpegang pada prinsip tenaga gerak.


Teknik Berputar (Tai Sabaki).  Tai sabaki adalah bergerak dengan teratur untuk melakukan suatu teknik di mana semua unsur badan ada koordinasi yang baik dalam waktu yang tepat, mulai tangan, kaki, dan pinggang menuju suatu arah tertentu. Ada lima jenis tai sabaki yaitu: 1) Gerak memutar samping depan (mae sabaki), 2) Gerak memutar samping belakang (ushiro sabaki), 3) Gerak memutar balik silang (mae ushiro sabaki), 4) Gerak memutar maju (mae mawari sabaki), dan 5) Gerak memutar mundur (ushiro mawari sabaki).
  
Cara Berjalan (Shintai). Shintai adalah cara berjalan baik ke arah depan, belakang maupun samping. Cara berjalan ini turut menentukan proses pelaksanaan teknik bantingan. Secara alamiah, cara berjalan biasa disebut ayumi ashi, tetapi cara berjalan yang biasa digunakan pejudo apabila berhadapan dengan lawan disebut tsugi ashi. 
 
 Saat Kehilangan Keseimbangan (Tsukuri) dan Saat Melakukan Teknik (Kake). Pada saat seorang pejudo akan melakukan suatu teknik bantingan, terdapat dua istilah yang satu sama lain sering berkaitan yaitu Tsukuri dan Kake. Mengenai Tsukuri dan Kake dijelaskan oleh Kano (1985:44) bahwa, “To execute a throw (kake), after breaking your opponent’s balance you must move your body into position for the throw. This is known as tsukuri.” Kemudian Noors (1985:13) menyatakan, “Tsukuri adalah saat melakukan gerakan untuk melaksanakan teknik sampai saat lawan hilang keseimbangannya. Kake adalah saat untuk melaksanakan teknik.”

Cara Jatuh (Ukemi). Sebelum seorang pejudo belajar teknik membanting, ia harus dapat menguasai cara jatuh dengan baik dan benar agar pada saat latihan atau pertandingan apabila dibanting oleh lawan dapat menghindari cedera akibat jatuhan tersebut. Noors (1989:13) menjelaskan, “Ukemi adalah cara untuk menghindarkan diri dari kecelakaan dalam latihan dan pertandingan yang berupa teknik-teknik jatuhan / cara jatuh …” Berkenaan dengan cara jatuh, Hidayat (1990:67) menjelaskan sebagai berikut:

Seseorang yang dibanting atau terjatuh, saat jatuh melakukan teknik ‘memecah jatuh’. Tujuannya adalah agar supaya perkenaan saat impact diusahakan sebesar-besarnya / seluas-luasnya. Saat jatuh, tangan memukul lantai (mengurangi G), seluruh bagian tubuhnya jatuh bersamaan sehingga luas permukaannya besar.


            Berdasarkan penjelasan-penjelasan di atas, maka dapat disimpulkan bahwa teknik-teknik penunjang yang berperan penting dalam olahraga judo meliputi teknik persiapan, pegangan, mengacaukan keseimbangan lawan, berputar, berjalan, saat kehilangan keseimbangan, melakukan suatu teknik dan cara jatuh.

1 comment:

Permainan Bola Basket

Kata dasar dari permainan adalah main. Kata main menurut Poerwadarminta (1984:620) berarti, “Perbuatan untuk menyenangkan hati (yang dilak...