Pada abad ke-21, pendidikan menghadapi berbagai tantangan yang semakin kompleks dan dinamis. Kemajuan teknologi, perubahan sosial, serta kebutuhan ekonomi global menuntut sistem pendidikan untuk beradaptasi dan mengembangkan pendekatan baru. Pendidikan berbasis kasih sayang memegang peran penting dalam menghadapi tantangan-tantangan di abad 21. Diperlukan perubahan paradigmatik dalam sistem pendidikan dimana pemerintah, lembaga pendidikan, dan guru harus bekerja sama untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan memotivasi generasi milenial serta memastikan mereka siap untuk menghadapi tantangan masa depan dengan kepribadian baik, pengetahuan, dan keterampilan yang relevan. Adapun solusi untuk tantangan tersebut adalah pendidikan dengan kasih sayang yang disertai dengan mengintegrasikan teknologi dan informasi dalam pembelajaran untuk membentuk kepribadian, pengetahuan dan keterampilan.
Berikut adalah beberapa cara kasih sayang dapat membentuk kepribadian dan pengetahuan murid:
a. Meningkatkan
Rasa Aman dan Percaya Diri
Siswa yang merasa dicintai dan dihargai
cenderung merasa lebih aman dan percaya diri. Kasih sayang dari guru dan orang
tua menciptakan lingkungan yang nyaman, dimana siswa merasa bebas untuk
mengekspresikan diri dan mencoba hal-hal baru tanpa takut dihakimi atau
dikritik.
b. Motivasi
untuk Belajar
Kasih sayang dapat meningkatkan motivasi
intrinsik siswa untuk belajar. Ketika siswa merasa diperhatikan dan didukung,
mereka lebih termotivasi untuk mencapai tujuan akademis dan mengeksplorasi
pengetahuan baru. Guru yang menunjukkan kasih sayang dapat menginspirasi siswa
untuk mencintai proses belajar.
c. Pembentukan
Karakter Positif
Kasih sayang berperan penting dalam
pembentukan karakter positif seperti empati, kejujuran, dan tanggung jawab.
Siswa yang tumbuh dalam lingkungan penuh kasih sayang cenderung mengembangkan
sikap positif terhadap diri sendiri dan orang lain, serta memiliki kemampuan
untuk bekerja sama dan menghargai perbedaan.
d. Kesejahteraan
Emosional
Kesejahteraan emosional adalah dasar
penting bagi keberhasilan akademis. Kasih sayang membantu siswa mengatasi stres
dan tekanan, serta memberikan dukungan emosional yang diperlukan untuk
menghadapi tantangan. Siswa yang merasa didukung secara emosional lebih mampu mengatasi
kesulitan dan tetap fokus pada pembelajaran.
e. Pengembangan
Keterampilan Sosial
Interaksi yang penuh kasih sayang membantu
siswa mengembangkan keterampilan sosial yang penting. Melalui pengalaman
berinteraksi dengan guru dan teman sebaya yang menunjukkan kasih sayang, siswa
belajar tentang komunikasi efektif, kerja sama tim, dan penyelesaian konflik.
f. Pembelajaran
yang Lebih Bermakna
Kasih sayang menciptakan hubungan yang
mendalam antara guru dan siswa, yang dapat membuat pembelajaran menjadi lebih
bermakna. Guru yang peduli dapat mengaitkan materi pelajaran dengan pengalaman
dan minat siswa, sehingga membuat pengetahuan lebih relevan dan mudah dipahami.
g. Peningkatan
Keterlibatan dan Partisipasi
Siswa yang merasa dihargai dan didukung cenderung lebih aktif terlibat dalam kegiatan sekolah dan kelas. Mereka lebih berani untuk bertanya, berpartisipasi dalam diskusi, dan mengambil inisiatif dalam proyek-proyek kelompok, yang pada akhirnya memperkaya pengalaman belajar mereka. Dengan menunjukkan kasih sayang dalam interaksi sehari-hari, guru dan orang tua dapat menciptakan lingkungan yang positif dan mendukung untuk pembelajaran. Kasih sayang bukan hanya memperkuat hubungan interpersonal, tetapi juga memainkan peran penting dalam membentuk kepribadian yang sehat, pengetahuan, dan keterampilan yang mendalam pada siswa. Pendidikan berbasis kasih sayang merupakan upaya mewujudkan pembelajaran yang berpihak pada murid yang dilandasi kasih sayang pada prosesnya. Seperti misalnya guru melayani siswanya dengan kasih sayang yang ditandai dengan upaya yang seoptimal mungkin dalam memberikan pelayanan dalam proses pembelajaran dengan penuh perhatian dan memberikan yang terbaik untuk perkembangan siswa. Dari kalimat tersebut dapat disimpulkan jika penuh perhatian merupakan wujud pendidikan berbasis kasih sayang.
Kasih sayang yang diwujudkan dalam bentuk perhatian penuh merupakan “Blind Spot” yang terlupakan dalam sebuah transformasi dari Tindakan kepemimpinan dan sosial. Suksesnya sebuah kepemimpinan di abad 21 tergantung pada kualitas tujuan dan perhatian (Scharmer, 2013). Scharmer (2013) juga menegaskan bahwa Ketika kita mengalami kegagalan dalam mengatasi tantangan zaman, itu dikarenakan kita buta terhadap dimensi kepemimpinan dan perubahan transformasional yang lebih dalam. Banyak perkuliahan ataupun pelatihan kepemimpinan mengajarkan tentang apa yang perlu dilakukan seorang pemimpin dan bagaimana cara melakukannya namun buta terhadap sebuah “Blind Spot” yakni batin, sumber dari mana semua hal beroperasi.