Wednesday, April 13, 2011

Perilaku Sosial

Manusia pada hakikatnya merupakan mahluk individu, disamping itu juga merupakan mahluk sosial. Sebagai mahluk individu, ia unik, memiliki kekhasan masing-masing. Sebagai mahluk sosial, ia tetap bergantung pada lingkungan sosial di sekitarnya. Kelangsungan hidup seseorang sangat dipengaruhi oleh masyarakat sekitarnya.
Di dalam upaya memenuhi kebutuhan hidup sebagai diri pribadi, manusia tidak dapat melakukannya sendiri, tetapi memerlukan bantuan pihak-pihak lain. Ada saling ketergantungan satu sama lain, dalam upaya memenuhi kebutuhan. Dengan kata lain, kelangsungan hidup manusia berlangsung dalam suasana saling mendukung kebersamaan. Suasana saling ketergantungan itu, merupakan keharusan untuk menjamin keberadaan manusia. Ibrahim (2001:3) menyatakan, “Perilaku saling bergantung itu disebut perilaku sosial.”
Perilaku seseorang tidak cukup hanya tertuju pada kepentingan diri pribadi. Ia harus mampu bekerja sama, toleran, sabar, tidak mengganggu kepentingan orang lain, murah hati, dan ia diharapkan dapat menerima norma-norma masyarakat, sehingga dapat menjalankan tatanan masyarakat. Chaplin (1975) yang dikutip Ibrahim (2001:4) menjelaskan, “Perilaku sosial yang dipengaruhi oleh kehadiran orang lain, merupakan perilaku kelompok dan perilaku yang berada di bawah kontrol masyarakat.”
Ballachey (1982) yang dikutip Ibrahim (2001:4) mengemukakan, “Perilaku social seseorang itu tampak dalam pola respons antar orang. Perilaku itu dinyatakan dalam hubungan timbal balik antar pribadi.”
Perilaku sosial merupakan sifat yang relatif untuk menanggapi orang lain dengan cara-cara yang berbeda, misalnya ada orang yang memiliki sifat pemurah dalam bekerjasama, atau penyabar dan tenang dalam menanggapi reaksi penolakan yang keras dari pihak lain. Sementara itu ada pula orang yang menunjukkan perilaku bermusuhan, baik dalam ucapan yang menyakitkan perasaan orang atau bahkan tindakan meresahkan orang lain. Semua itu merupakan contoh pola perilaku yang melibatkan interaksi antar individu.
Baron dan Byrne (1991) yang dikutip oleh Ibrahim (2001:5) menjelaskan, “Ada empat kategori utama yang dapat membentuk perilaku sosial seseorang yaitu: 1) perilaku dan karakteristik orang lain, 2) proses kognitif, 3) faktor lingkungan dan 4) tata latar budaya sebagai tempat perilaku dan pemikiran sosial itu terjadi.”
Berdasarkan penjelasan tersebut di atas maka dapat dinyatakan bahwa perilaku dan karakteristik orang lain dapat mempengaruhi perilaku sosial seseorang, misalnya jika seseorang biasa bergaul dengan orang-orang yang penyabar, ada kemungkinan sedikit banyak ia akan terpengaruh oleh lingkungan pergaulannya itu. Begitu pula ingatan dan pikiran yang mendasari kesadaran sosial seseorang termasuk keyakinan, ide dan pertimbangannya tentang orang lain berpengaruh terhadap perilaku sosialnya. Misalnya seseorang yang tekun memikirkan bagaimana caranya mengalahkan orang lain dengan cara apa saja dalam upaya meraih kemenangan, maka ia akan cenderung berperilaku sosial seperti itu.
Lingkungan alam kadang kala dapat mempengaruhi perilaku sosial seseorang yang sulit diterima oleh kelompok etnis tertentu. misalnya  seseorang yang berasal dari daerah pelosok terpencil yang biasa berbicara keras dan kasar, tentu berperilaku sosial yang terasa kasar, ketika berada di lingkungan masyarakat yang terbiasa halus dan lembut.
Perilaku sosial seseorang yang berasal dari etnis budaya tertentu mungkin akan terasa aneh atau kurang diterima, ketika ia berada dalam masyarakat yang memiliki budaya lain. Jadi, konteks budaya amat mempengaruhi kecenderungan sosial seseorang.
Di samping itu, aspek biologis yang ada kaitannya dengan perilaku sosial, juga akan berpengaruh terhadap perilaku  sosial dan kepribadiannya. Faktor genetis dan cacat fisik misalnya, mempengaruhi kecenderungan perilaku sosial tertentu. Seseorang yang memiliki kelainan fisik yang tidak lazim sebagai akibat dari faktor genetisnya, cenderung akan memiliki kecenderungan perilaku sosial yang aneh pula. Penyandang cacat, baik cacat fisik, maupun mental, juga bisa memiliki kecenderungan perilaku sosial dan kepribadian yang agak berbeda dibandingkan dengan orang-orang yang normal.
Berbagai bentuk dan jenis perilaku sosial pada diri seseorang, pada dasarnya menyatu dalam keseluruhan kepribadiannya. Perilaku sosial ini muncul, ketika seseorang berinteraksi dengan orang lain. Dalam kehidupan berkelompok, biasanya tampak kentara kecenderungan perilaku sosial yang dimiliki oleh para anggotanya. Perilaku   sosial ini perlu dibina ke arah yang positif, bersama-sama dengan aspek-aspek kepribadiannya yang lainnya. Perilaku   sosial ini amat diperlukan dalam proses penyesuaian diri seseorang terhadap lingkungannya. Bentuk-bentuk dan jenis perilaku sosial ini, dapat dilihat melalui sifat-sifat dan pola respons antar pribadi. Ibrahim (2001:24) menjelaskan, “Ada 12 sifat respons antar pribadi yang diklasifikasikan ke dalam tiga kategori yang dapat berubah-ubah yaitu: kecenderungan perilaku peran, kecenderungan perilaku dalam hubungan sosial, kecenderungan perilaku ekspresif.” (bersambung).

No comments:

Post a Comment

Permainan Bola Basket

Kata dasar dari permainan adalah main. Kata main menurut Poerwadarminta (1984:620) berarti, “Perbuatan untuk menyenangkan hati (yang dilak...